“Aku panggil emakku Meps dan bapakku Beps. Kenapa? Hihihi, aku nggak tahu. Tahu-tahu aku sudah panggil mereka begitu.
Meps rambutnya pendek banget. Kata Beps, setiap minggu Meps mesti cukur. Kalau tidak, kesaktiannya hilang. Apa kesaktian Meps? Nanti aku ceritakan!”
-
Product added! Browse WishlistThe product is already in the wishlist! Browse Wishlist
- Quick View
-
Product added! Browse WishlistThe product is already in the wishlist! Browse Wishlist
- Quick View
By Roald Dahl
-
Product added! Browse WishlistThe product is already in the wishlist! Browse Wishlist
- Quick View
ROAR! Now I’ve got your attention, can I interest you in a book of poems about dinosaurs?
Though they went extinct 65 million years ago, dinosaurs are still everywhere. They’re on TV in The Land Before Time, in classrooms and museum collections, but it might still be hard to believe that dinosaurs walked here once. The poets in this anthology bring dinosaurs out of their display cases and into your home, and ask them politely to be careful with the carpet.
This book is approximately for children aged 8+.
-
Product added! Browse WishlistThe product is already in the wishlist! Browse Wishlist
- Quick View
Greta, gadis kecil yang punya banyak sekali mainan, suatu hari mendapatkan hadiah yang bibit. Ah, apa ini? Greta tidak terlalu suka, karena ia lebih suka kalau dapat hadiah mainan. Padahal mainan yang ia sudah punya pun tidak terlalu dijaganya dengan baik.
Greta tertidur dalam kesalnya. Saat terbangun ia sudah ada di genggaman capung raksasa! Greta berteriak minta tolong, tapi tidak ada yang mendengarnya. Aduh, gimana ini? Apa Greta bisa menemukan jalan pulang?
Kami senang sekali waktu pertama kali mendengar tentang Greta di Negeri Raksasa. Ini buku yang seru sekali. Kami gemas dengan Greta yang manja dan sedikit keras kepala, tapi juga menikmati perjalanan dalam ceritanya.
Buku ini tidak cuma mengajak kami mengapresiasi orang-orang di sekitar kita yang menyayangi kita, melihat lingkungan dan hal-hal kecil di sekitar kita yang sering terlewat; tapi juga secara teknik tersaji dalam dalam dua bahasa: Indonesia dan juga bahasa daerah, Batak Toba! Terbayang akar-akar budaya dan cerita yang bisa kita eksplorasi kalau kita terus mempertahankan bahasa-bahasa lokal ini.
Bisa dibaca sendiri atau dibacakan oleh ayah dan ibu sebagai cerita penghantar tidur. Pastikan juga kamu menanam benih kejutan yang hadir di setiap buku yang dibeli.
Greta di Negeri Raksasa ditulis oleh Fenny Irawati, diilustrasikan oleh Evelyn.
-
Product added! Browse WishlistThe product is already in the wishlist! Browse Wishlist
- Quick View
Bursting with energy and an immense love of nature, Heidi proves to have remarkable, transforming powers over those people closest to her, including Clara, a handicapped young lady from a wealthy German family, Peter, a goatherd, and his blind grandmother. Even Heidi’s pessimistic grandfather eventually accepts and enjoys the healing effects of Heidi’s innocence, sensitivity, and love.
-
Product added! Browse WishlistThe product is already in the wishlist! Browse Wishlist
- Quick View
Cici, peri kecil yang lincah sedang bingung. Karen, sahabatnya, hari ini berulang tahun, tapi ia belum punya kado untuknya.
Karen suka Lidi-lidi Geli, kue Lupa-lupa Ingat, atau Boneka Dadadidu – wah, itu apa saja ya? Tapi Karen malah tidak mau apa-apa. Cici senang-senang saja sampai Bubi datang dengan kado yang begitu besar. Cici jadi kesal. Di tengah kekesalannya, peri cilik itu masuk ke hutan terdalam dan bertemu dengan Capung Tralala yang mengikutinya ke mana-mana. Cici pun punya ide kado untuk Karen.
Kado buat Karen juga disertai terjemahan Bahasa Jawa sebagai upaya mendekatkan anak-anak pada bahasa daerah. Cerita ini menggunakan Bahasa Jawa ngoko.
Kado untuk Karen membawa imajinasi kami jalan-jalan ke dunia peri, tapi juga mengizinkan kami untuk menghidupi ke-peri-an yang ada di setiap kita. Dalam cerita ini, kita bisa diajarkan cara membuat kado-kado peri. Bayangkan!
Mencari sesuatu buat orang yang kita sayangi seringkali jadi susah, kita ingin memberikan sesuatu yang istimewa, dan juga berbeda. Gimana caranya? Jadinya bingung dan kesal seperti Cici. Kami sering ada di situasi seperti itu. Tapi perasaan bisa berbagi hal yang istimewa dengan orang-orang tersayang itu begitu membahagiakan. Memberi jadi sama menyenangkannya dengan menerima kasih sayang. Kado untuk Karen dengan penuh imajinasi mengajak kita mengintip pergulatan rasa itu.
Kado untuk Karen ditulis dan diilustrasikan oleh Lina Kusuma Dewi.
-
Product added! Browse WishlistThe product is already in the wishlist! Browse Wishlist
- Quick View
Si kecil Na Willa tinggal di sebuah gang di Surabaya, di rumah dengan pohon cemara di depannya. Ia menghabiskan hari dengan berlari mengejar kereta bersama Dul (walau ia selalu tertinggal), pergi ke pasar bersama Mak, melewati bapak penjual anak ayam kuning, atau memikirkan bagaimana orang bisa nyanyi-nyanyi di dalam radio.
Buku ini berisi catatan-catatan Na Willa tentang dunia yang dilihat dari kacamatanya, di sebuah masa ketika dari radio terdengar lagu-lagu Lilis Suryani dan kasur kapuk dijemur lalu dipukul dengan rotan.
-
Product added! Browse WishlistThe product is already in the wishlist! Browse Wishlist
- Quick View
Hari-hari Na Willa masih dipenuhi kegembiraan: bermain-main bersama teman-teman kecilnya, membaca buku-buku baru dari Bu Juwita, atau menyanyi dir RRI. Apalagi Pak kini juga mengisi hari-harinya. Pak mengantar Na Willa ke sekolah dan membelikan es krim (tanpa bilang-bilang Mak), atau mengajarinya ketak-ketik di kantor, atau bersama-sama menggambari dinding rumah (barangkali hanya rumah Na Willa yang dindingnya juga digambari bapak-bapak).
Na Willa bahagia tinggal di rumah kecilnya di dalam gang. Hingga suatu hari Pak memberi kabar yang membuat dunia kecilnya terguncang.
-
Product added! Browse WishlistThe product is already in the wishlist! Browse Wishlist
- Quick View
By J.M. Barrie
-
Product added! Browse WishlistThe product is already in the wishlist! Browse Wishlist
- Quick View
Na Willa is a bright, adventurous girl living in Surabaya’s suburbs, her home in the middle of an alley surrounded by cypress trees. She spends her days running after trains with Dul (she always beats him), going down to the market with Mak, and thinking about how people can sing through radios. But while everyone else tells Na Willa what to do and who to be, Na Willa wants to be free. She doesn’t want to be “just” a girl, she doesn’t want to look just like Pak, or just Mak. She wants to be both and more.
Indonesian author Reda Gaudiamo has created a collection of stories of curious adventures and musings of a multicultural girl growing up in Indonesia with an East Indonesian mother and a Chinese-Indonesian father. Set in a time when children spent the day outside, listening to Lilis Suryani’s songs on the radio, and when race and gender would still go undiscussed, this is Na Willa’s story as she grows up unafraid to ask the big questions.
Na Willa was originally written in Indonesian by Reda Gaudiamo and published by Post Press.
-
Product added! Browse WishlistThe product is already in the wishlist! Browse Wishlist
- Quick View
By Fred Gwynne
The story follows a little girl who misunderstood different meanings of words that sound alike, so her imaginations took her to unusual sights as “a king who rained” (as opposed of one who reigned) and “the foot prince in the snow.” Sometimes mistakes make things a lot more interesting!
-
Product added! Browse WishlistThe product is already in the wishlist! Browse Wishlist
- Quick View
Showing 1–12 of 13 results