By Maryam Yunus
Sudah saatnya Ardi memanen pisang di kebun. Namun, pisangnya hilang! Setelah mengetahui siapa yang mengambilnya, Ardi malah menanam pisang lebih banyak. Kenapa, ya?
Kami senang sekali ikut menyelidiki siapa yang mengambil pisang Ardi lewat bentuk, suara, dan jejak-jejak yang ditinggalkan pelaku. Kami jadi bisa mengenal dunia sekitar Ardi di Kalimantan, bagaimana ia hidup begitu dekat dan bisa berinteraksi dengan binatang dan tanaman di sekelilingnya seperti dengan teman-teman sendiri! Kedekatan dengan alam dan kehidupannya yang membantunya mencari tahu apa yang harus dilakukan saat ada misteri pisang yang hilang ini!
Ditulis oleh Maryam Yunus, guru kelas 3 di SDN 011 Tanjung Palas Timur, Bulungan, Kalimantan Utara. Ia gemar menanam bunga dan ingin meningkatkan minat baca siswa, tidak hanya di kelasnya, melainkan juga di tempat lain.
Diilustrasikan oleh Rizqia Sadida, ilustrator kelahiran Bekasi yang sangat suka menggambar dan membaca buku cerita. Melalui ilustrasi-ilustrasi yang dibuatnya, ia berharap dapat memberi manfaat dan makna, serta membuat anak-anak tersenyum. Karya-karya Dida bisa dijumpai di @ddidadong.
-
Product added! Browse WishlistThe product is already in the wishlist! Browse Wishlist
- Quick View
Lagi-lagi mimpi itu. Anamira tersentak dari tidurnya. Keringatnya banjir dan membuat pakaian tidur dan seprai kasurnya basah.
Dalam mimpinya, Anamira tercebur ke sungai yang mendadak keruh dan mendereas arusnya. Saat itulah muncul seorang perempuan tua. DIa diikuti oleh kupu-kupu warna-warni. Perempuan itu bergerak cepat menolongnya.
Persis pada mimpi-mimpi serupa sebelumnya, setelah tiba di tepian, perempuan tua itu menidurkan Anamira di pangkuannya, membelai-belai rambutnya, lantas berjanji memberi boneka harimau yang terbuat dari emas.
Harimau ini harimau yang baik, katanya berbisik di telinga Anamira. “Kau harus melindunginya, harus menyayanginya. Namanya Butet.”
-
Product added! Browse WishlistThe product is already in the wishlist! Browse Wishlist
- Quick View
Showing all 2 results