Bintang pendiam. Gerhana pemurung. Bintang ingin punya banyak teman. Gerhana tak punya satu pun teman. Pada satu waktu, Bintang dan Gerhana bertemu.
Apakah persahabatan bisa terjalin di antara mereka?
–
Menarik sekali melihat kisah interaksi Bintang dan Gerhana dengan karakter mereka yang lebih tertutup serta bagaimana mereka melihat dan berinteraksi dengan dunia di sekeliling mereka. Cara mereka melihat diri mereka yang pendiam dan pemurung, kebingungan mereka, keinginan untuk diterima, dan perjalanan menjadi nyaman dengan diri mereka sendiri adalah pengalaman yang teman-teman kecil juga mulai rasakan begitu mereka masuk ke kehidupan sosial. Tak hanya tentang persahabatan, cerita ini mengajak kita melihat lebih dalam ke diri kita.
Saat teman-teman kecil mulai mengembangkan kepribadian yang berbeda dengan karakter teman-teman di sekitar mereka, kami merasa kisah ini pintu masuk yang menyenangkan untuk mengobrol lebih banyak tentang bagaimana kita bisa mengenal dan merasa nyaman dengan siapa kita.
Kami senang sekali cerita ini mengajak teman-teman kecil melihat dan mengenali diri. Buat kami ini sesuatu yang terus terjadi di berbagai titik kehidupan, tapi penting dibicarakan sejak kecil. Kalau kita mengenali diri dan nyaman dengan siapa kita, hal-hal yang mungkin kita pikir adalah kekurangan bisa saja jadi kekuatan, bukan?
Waktu membacanya, kami pun (yang sudah tidak kecil lagi) jadi merefleksikan dan belajar melihat diri kami dalam Bintang, Gerhana, dan teman-temannya.
Bintang & Gerhana masuk dalam daftar 20 Sastra Anak Terpilih Tacita untuk Penghargaan Sastra Anak 2024
-
Product added! Browse WishlistThe product is already in the wishlist! Browse Wishlist
- Quick View
Damdam kehilangan wajahnya. Aduh, bagaimana ini?
Tenang, kakekku ahli membuat topeng kayu. Banyak sekali jenis topeng yang dibuatnya. Ayo, kita coba saja topeng-topeng itu.
Tapi Damdam jadi berubah-ubah sikap mengikuti topeng yang dikenakannya. Dan salah satunya begitu menakutkan dan sulit dilepaskan. Ooh, apa yang harus kulakukan?
Ketika Damdam kehilangan mukanya menggunakan topeng-topeng yang dipakai dalam tari topeng, sebuah pertunjukan asli Cirebon, Jawa Barat. Setiap kali Damdam mengenakan topeng yang berbeda, karakter yang dilambangkan lewat topeng itu pun muncul: Panji berwarna putih melambangkan kesucian bayi baru lahir, Samba (Pamindo) yang berwajah anak kecil yang ceria dan lincah, sampai Kelana (Rahwana) berwarna merah yang melambangkan orang yang sedang marah. Kelima topeng ini mewakili fase kehidupan manusia.
Cerita ini tak hanya mengajak kami melihat topeng sebagai bagian dari budaya tapi juga sebagai metafora filosofi hidup. Wajah kita memiliki ekspresi-ekspresi yang sama seperti topeng-topeng, tapi bahwa ada sifat asli yang menunjukkan diri dan kesungguhan diri yang perlu sejati perlu ditunjukkan, lepas tanpa topeng.
Ditulis oleh Ary Nilandari, ilustrasi oleh Andhika W.
-
Product added! Browse WishlistThe product is already in the wishlist! Browse Wishlist
- Quick View
Showing all 2 results