Jangan Sedih Bujang
Bujang sedih sekali. Semua binatang pergi. Di hutan tak ada lagi labi-labi. akankah Bujang mendapatkan makanan kesukaannya ini?
Seperti anggota Suku Kubu lainnya yang tinggal jauh dari keramaian di antara perpohonan rimba Sumatra, Bujang terbiasa berpindah-pindah dan hidup dari hasil perburuan. Jika ada anggota keluarga yang meninggal atau jika ada masalah di tempat itu, barulah mereka pindah mencari tempat baru. Namun lingkungan mereka cepat berubah. Kebakatan hutan dan pengalihan lahan memaksa sebagian Suku Kubu untuk menyesuaikan gaya hidup mereka. Kisah ini mengajak kita mengintip kehidupan kelompok suku asli di Indonesia yang kehidupannya terancam oleh modernisasi dan pengalihan fungsi alam, serta bagaimana kedekatan hidup dengan alam menjadi kunci utama kebertahanan budaya mereka.
Jangan Sedih, Bujang! ditulis oleh Sofie Dewayani dan diilustrasikan oleh Dina Riyanti.
Rp55,000.00
3 on Stock
Sofie Dewayani menulis buku anak, fiksi remaja dan dewasa, juga artikel pendidikan di media massa. Salah satu karyanya, Cap Go Meh, menjadi salah satu finalis Singtel Asian Picture Book Award, Singapura tahun 2013. Sofie adalah salah satu pendiri Yayasan Litara.
Dina Riyanti adalah ilustrator yang senang bermain-main dengan ekspresi tokoh, garis, dan mengksplorasi media. Tinggal di Jakarta, Jangan Sedih, Bujang! (2014) adalah buku keempat yang dia ilustrasikan.
Weight | .2 kg |
---|---|
ISBN | |
Language | |
Publisher | |
Writer | |
Format | Paperback |
Illustrator | |
Pages | |
Age Group | Pembaca Lanjut C, 3-5 years old, 5-7 years old |
You May Also Like..
By Tyas Widjati