“Aku panggil emakku Meps dan bapakku Beps. Kenapa? Hihihi, aku nggak tahu. Tahu-tahu aku sudah panggil mereka begitu.
Meps rambutnya pendek banget. Kata Beps, setiap minggu Meps mesti cukur. Kalau tidak, kesaktiannya hilang. Apa kesaktian Meps? Nanti aku ceritakan!”
-
Product added! Browse WishlistThe product is already in the wishlist! Browse Wishlist
- Quick View
Mulai dari kisah seekor anjing yang bertemu hujan, monster yang sering dicurigai yang buruk-buruk saja oleh orang-orang di sekitarnya, dan dunia tanpa ayam (sebuah ide distopia yang sungguh tak pernah kami bayangkan!), dan apa yang terjadi kalau kamu hanya boleh sakit lima kali dalam hidupmu; kisah-kisah di buku ini sangat asyik dibaca. Dua puluh tujuh cerita ini ditulis oleh 16 penulis berusia muda seusai mengikuti kelas menulis bersama Reda Gaudiamo dan Kidsmotion di Januari 2021.
Sebagai editor buku, Reda Gaudiamo mencatat di kata pengantarnya tentang bagaimana ia justru belajar banyak dari para penulis muda ini tentang ‘memungut ide dan bebas lepas menuliskannya, bermain dengan imajinasi, tanpa rasa khawatir, dan ragu’ karena ‘tak ada ide yang terlalu sepele dan tak ada cerita yang terlalu biasa. Semua asyik, semua baik, dan semua bisa jadi seru. Sesuatu yang sering hilang ketika kita beranjak dewasa.’
Kalau seringkali cerita anak dimulai dari narasi yang dibuat para penulis dewasa yang berusaha menggali dunia anak dan menyampaikannya, kali ini anak-anaklah yang membuka pintu selebar-lebarnya ke dunia mereka, menjelajahi sudut-sudut asyik di dalamnya, dan bermain-main dengan ide yang tak ditahan untuk mengakar dan bertambah besar. Lagi-lagi kami diingatkan ada kekayaan dan kedalaman emosi, mimpi, dan imajinasi yang sering kali terlewat (atau dilewatkan) oleh orang dewasa.
Pada akhirnya, cerita-cerita adalah oleh anak-anak dan untuk anak-anak. Membaca cerita teman-teman seusia tentu membawa kedekatan pengalaman, memberi dorongan untuk terus membaca, dan akhirnya berbagi cerita mereka sendiri. Kami tak sabar melihat anak-anak membacanya dan datang dengan ide-ide asyik untuk diceritakan!
Editor: Reda Gaudiamo
Ilustrator: Sulistyaning Utami, Ellena Gabrielle, Marcia Amberlyn
-
Product added! Browse WishlistThe product is already in the wishlist! Browse Wishlist
- Quick View
Si kecil Na Willa tinggal di sebuah gang di Surabaya, di rumah dengan pohon cemara di depannya. Ia menghabiskan hari dengan berlari mengejar kereta bersama Dul (walau ia selalu tertinggal), pergi ke pasar bersama Mak, melewati bapak penjual anak ayam kuning, atau memikirkan bagaimana orang bisa nyanyi-nyanyi di dalam radio.
Buku ini berisi catatan-catatan Na Willa tentang dunia yang dilihat dari kacamatanya, di sebuah masa ketika dari radio terdengar lagu-lagu Lilis Suryani dan kasur kapuk dijemur lalu dipukul dengan rotan.
-
Product added! Browse WishlistThe product is already in the wishlist! Browse Wishlist
- Quick View
Hari-hari Na Willa masih dipenuhi kegembiraan: bermain-main bersama teman-teman kecilnya, membaca buku-buku baru dari Bu Juwita, atau menyanyi dir RRI. Apalagi Pak kini juga mengisi hari-harinya. Pak mengantar Na Willa ke sekolah dan membelikan es krim (tanpa bilang-bilang Mak), atau mengajarinya ketak-ketik di kantor, atau bersama-sama menggambari dinding rumah (barangkali hanya rumah Na Willa yang dindingnya juga digambari bapak-bapak).
Na Willa bahagia tinggal di rumah kecilnya di dalam gang. Hingga suatu hari Pak memberi kabar yang membuat dunia kecilnya terguncang.
-
Product added! Browse WishlistThe product is already in the wishlist! Browse Wishlist
- Quick View
Na Willa is a bright, adventurous girl living in Surabaya’s suburbs, her home in the middle of an alley surrounded by cypress trees. She spends her days running after trains with Dul (she always beats him), going down to the market with Mak, and thinking about how people can sing through radios. But while everyone else tells Na Willa what to do and who to be, Na Willa wants to be free. She doesn’t want to be “just” a girl, she doesn’t want to look just like Pak, or just Mak. She wants to be both and more.
Indonesian author Reda Gaudiamo has created a collection of stories of curious adventures and musings of a multicultural girl growing up in Indonesia with an East Indonesian mother and a Chinese-Indonesian father. Set in a time when children spent the day outside, listening to Lilis Suryani’s songs on the radio, and when race and gender would still go undiscussed, this is Na Willa’s story as she grows up unafraid to ask the big questions.
Na Willa was originally written in Indonesian by Reda Gaudiamo and published by Post Press.
-
Product added! Browse WishlistThe product is already in the wishlist! Browse Wishlist
- Quick View
Showing all 5 results