Book
The Adventure of Na Willa
Na Willa is a bright, adventurous girl living in Surabaya’s suburbs, her home in the middle of an alley surrounded by cypress trees. She spends her days running after trains with Dul (she always beats him), going down to the market with Mak, and thinking about how people can sing through radios. But while everyone else tells Na Willa what to do and who to be, Na Willa wants to be free. She doesn’t want to be “just” a girl, she doesn’t want to look just like Pak, or just Mak. She wants to be both and more.
Indonesian author Reda Gaudiamo has created a collection of stories of curious adventures and musings of a multicultural girl growing up in Indonesia with an East Indonesian mother and a Chinese-Indonesian father. Set in a time when children spent the day outside, listening to Lilis Suryani’s songs on the radio, and when race and gender would still go undiscussed, this is Na Willa’s story as she grows up unafraid to ask the big questions.
Na Willa was originally written in Indonesian by Reda Gaudiamo and published by Post Press.
Book
Aku, Meps, dan Beps
“Aku panggil emakku Meps dan bapakku Beps. Kenapa? Hihihi, aku nggak tahu. Tahu-tahu aku sudah panggil mereka begitu.
Meps rambutnya pendek banget. Kata Beps, setiap minggu Meps mesti cukur. Kalau tidak, kesaktiannya hilang. Apa kesaktian Meps? Nanti aku ceritakan!”
Book
Na Willa dan Rumah Dalam Gang
Hari-hari Na Willa masih dipenuhi kegembiraan: bermain-main bersama teman-teman kecilnya, membaca buku-buku baru dari Bu Juwita, atau menyanyi dir RRI. Apalagi Pak kini juga mengisi hari-harinya. Pak mengantar Na Willa ke sekolah dan membelikan es krim (tanpa bilang-bilang Mak), atau mengajarinya ketak-ketik di kantor, atau bersama-sama menggambari dinding rumah (barangkali hanya rumah Na Willa yang dindingnya juga digambari bapak-bapak).
Na Willa bahagia tinggal di rumah kecilnya di dalam gang. Hingga suatu hari Pak memberi kabar yang membuat dunia kecilnya terguncang.
Book
Na Willa
Si kecil Na Willa tinggal di sebuah gang di Surabaya, di rumah dengan pohon cemara di depannya. Ia menghabiskan hari dengan berlari mengejar kereta bersama Dul (walau ia selalu tertinggal), pergi ke pasar bersama Mak, melewati bapak penjual anak ayam kuning, atau memikirkan bagaimana orang bisa nyanyi-nyanyi di dalam radio.
Buku ini berisi catatan-catatan Na Willa tentang dunia yang dilihat dari kacamatanya, di sebuah masa ketika dari radio terdengar lagu-lagu Lilis Suryani dan kasur kapuk dijemur lalu dipukul dengan rotan.
Story
When It Rains Has Been Launched
The Emma Press has officially published When It Rains, the English translation of Waktu Hujan Turun, Seumpama’s original children book back in 2017. The award-winning independent publisher based in Birmingham has opened pre-order […]
Story
CeritaCerita #03: Retrospect 2020 dengan Seumpama
Kami menutup hari terakhir di tahun 2020 kemarin dengan CeritaCerita bertiga. Sudah lama kami tidak menyapa teman-teman Seumpama, dan akhirnya Instagram memberikan fitur IG Live untuk lebih dari dua orang. […]
Story
Story Behind: A Seumpama Holiday
Celebrating our fifth anniversary and this holiday season, we decided to write a different kind of story. A Seumpama Holiday is written in a different form. It’s a package of things […]
Story
WAKTU HUJAN TURUN ENGLISH EDITION IS COMING NEXT YEAR!
The Emma Press, a UK independent publisher, is bringing Waktu Hujan Turun to its English edition next year. They have been awarded with the LitRi Translation Grant this year. Along […]
Story
TERBANG DAN WAKTU HUJAN TURUN KINI DI AKSARA
The Re-birth of Aksara Bookstore tanggal 21 Juli kemarin, menjadi perayaan ‘pulang kampung’-nya toko buku independen kecintaan kami di Kemang. Aksara kini hadir dengan kesegaran baru untuk masyarakat pecinta buku di Jakarta, yang […]
Story
SEUMPAMA DI PESTA CERITA KEMARIN
Beberapa minggu yang lalu kami kembali diajak bermain dan bercerita lagi di Pesta Cerita. Di tahun kedua ini, Suar Artspace dan Post Bookshop membawa kita bernostalgia dengan masa kanak-kanak. Ada […]